Selasa, 29 November 2011

Pemuda Pemimpin Negara Pada Masa Hadapan

Pentingnya memanfaatkan masa muda digambarkan dalam hadist Rasulullah SAW, sebagai berikut: “Manfaatkan yang lima sebelum datang yang lima: masa mudamu sebelum datang masa tuamu; masa sehatmu sebelum datang masa sakitmu; masa kayamu sebelum datang masa miskinmu; masa hidupmu sebelum datang masa matimu; masa luangmu sebelum datang masa sibukmu.” (H.R. Al Baihaqi)
Bila pemuda identik dengan sekelompok individu yang berusia produktif dan mempunyai karakter khas yang spesifik yaitu revolusioner, optimis, berpikiran maju, memiliki moralitas, dsb. Menjadi cukup bijak bila kita memiliki perhatian khusus terhadap mereka. Agar potensinya tereksplorasi dengan produktif maka mereka membutuhkan ruang dan sarana pembinaan, penghargaan dan kesempatanyang memadai.
Karena kita tahu, dibalik potensinya yang positif dan konstruktif tersimpan potensi negatif dan destruktif yang sama dahsyatnya.
Dukungan terhadap pengembangan kapasitas para pemuda harus tegas kita berikan. Agar pemuda-pemuda yang akan bertumbuh adalah para pemuda yang memiliki perpaduan antara kompetensi ilmiah (teoritis) dan kompetensi teknis yang mumpuni. Sesuatu dengan apa kita mewujudkan rencana masa depan yang lebih baik.
Jadi, Pemuda adalah ruh peradaban manusia. Pemuda adalah entitas riil zamannya. Siapa yang peduli pemuda maka ia sesungguhnya peduli akan hari esok yang lebih baik...yang lebih cerah. Karena, Pemuda hari ini adalah pemimpin masa depan. Maka kita dan para pemuda bertanggung jawab untuk melengkapi semua syarat menjadi atau memimpin masa depan.
MORALITAS Pemuda
Ø Karena semua ideologi yang berorientasi pada strategi revolusi, menganggap pemuda sebagai tenaga paling revolusioner, dimana secara psikologis manusia mencapai puncak hamasah (gelora semangat) dan quwwatul jasad (kekuatan fisik) pada usia muda. Hal tersebut menumbuhkan semangat pergerakan, perbaikan,perubahan, bukan stagnasi ataupun status quo.
Ø Karena dalam setiap kurun waktu, kemarin, kini dan esok, pemuda senantiasa berdiri di garis terdepan. Baik sebagai pembela kebenaran yang gigih ataupun sebagai pembela kebatilan yang canggih.
Ø Karena kompetensi moral (spiritual) menjadi sangat vital diantara kompetensi lainnya,
Ø Karena > 90 % masyarakat Kabupaten Kuningan adalah Muslim. Maka para pemuda muslim kuningan adalah mayoritas. Kontribusi pemuda kuningan sangat nyata untuk membuat baik atau buruknya citra dan atau kemajuan Kabupaten Kuningan.
Ø Maka berikut pesan untuk para pemuda Islam dalam sepuluh risalah pemuda;
1. Memahami Islam
Mustahil pemuda dapat memuliakan Islam kalau mereka sendiri tidak memahami Islam (35:28, 58:11)
“Siapa yang dikehendaki Allah akan mendapat kebaikan, maka dipandaikanlah dalam agama.” (H.R. Bukhari-Muslim)
“Dunia ini terkutuk dan segala isinya terkutuk kecuali dzikrulloh dan yang serupa itu dan orang alim dan penuntut ilmu.” (H.R. At Tirmizi)
2. Mengimani segenap ajaran Islam
Iman kepada Allah dan Rasul-Nya pada hakikatnya merupakan sebuah sikap mental patuh dan tunduk (23:51). Tunduk patuh berlandaskan cinta kepada-Nya (2:165) dan ittiba’ (mengikuti) rasul-Nya (3:31, 53:3-4).
3. Mengamalkan dan mendakwahkan Islam
Ciri orang yang tidak mengalami kerugian (khusrin) dalam hidup adalah senantiasa mengamalkan dan mendakwahkan Islam (103:1-3, 41:33, 3:110, 9:71, 5:78-79).
“barang siapa menyeru kepada kebaikan maka ia akan memperoleh pahala sepadan dengan orang yang mengerjakannya.” (H.R. Muslim)
4. Berjihad dijalan Islam
Jihad adalah salah satu hal yang diwajibkan Allah kepada kaum muslimin. Said Hawa membagi jihad menjadi lima macam :
a. Jihad Lisaani, menyampaikan dakwah Islam kepada orang-orang kafir, munafik dan fasiq yang disertai dengan hujjah (argumentasi) yang dicontohkan oleh Nabi SAW. (5:62)
b. Jihad Maali atau jihad dengan harta (49:15, 9:111). Jihad dengan harta merupakan bagian vital bagi jihad yang lainnya, karena dakwah memerlukan sarana dan prasarana.
c. Jihad Bilyad wan nafs atau jihad dengan tangan/kekuatan dan jiwa (22:39, 2:190, 8:39, 9:36). Termasuk dalam jihad ini adalah menentang orang kafir, berusaha mengusir mereka dari bumi Islam, memerangi kaum murtad dalam negeri Islam, melawan pemberontakan atau pembangkangan atas negara Islam.
d. Jihad Siyaasi atau jihad politik.
e. Jihad Tarbawi/ta’limi, yakni bersungguh-sungguh mengajarkan, menyampaikan ilmu dan mendidik orang-orang yang ingin memahami Islam (3:79)
5. Sabar dan istiqomah di atas jalan Islam (21:83-85, 38:41-44, 37:100-107, 21:68-69, 71:5-9)
Keimanan harus dilanjutkan dengan kesabaran dan istiqamah. “Keyakinan dalam iman haruslah secara bulat dan kesabaran itu setengah dari iman.” (H.R. Abu Nu’aim)
6. Mempersaudarakan manusia dalam ikatan Islam
Pemuda seharusnya berperan dalam menjalin ukhuwah islamiyah sesama muslim (8:63, 59:9). “Setiap mukmin yang satu bagi mukmin lainnya bagaikan suatu bangunan, antara satu dengan yang lainnya saling mengokohkan,” (Al hadist)
7. Menggerakkan dan mengarahkan potensi umat Islam
Potensi umat Islam perlu diarahkan ke dalam amal jama’i secara efektif dan efisien (3:146)
8. Optimis terhadap masa depan Islam
Pemuda Islam tak boleh memiliki jiwa pesimis. Sebaliknya, harus optimis akan hasil perjuangan dan pertolongan serta balasan dari Allah SWT. Hanya orang kafirlah yang memiliki sifat pesimis (12:87, 15:56).
9. Introspeksi diri (muhasabah) terhadap segala aktivitas yang telah dilakukan
Introspeksi dan evaluasi dimaksudkan agar pemuda tidak mengulang kesalahan yang sama di hari mendatang, tidak terjebak dengan permasalahan yang sama dan mampu memperbaiki diri ke arah yang lebih baik (13:11).
“Seorang yang sempurna akalnya ialah yang mengoreksi dirinya dan bersiap dengan amal sebagai bekal untuk mati.” (H.R. At Tirmizi)
10. Ikhlas dalam segenap pengabdian di jalan Islam
Memurnikan niat karena Allah dalam ibadah, dan jihad merupakan masalah fundamental agar amal itu diterima sekaligus sukses.
“Sesungguhnya Allah menolong umat ini hanya karena orang-orang yang lemah di antara mereka yaitu dengan dakwah, shalat dan ikhlas mereka,” (H.R. An Nasai dari Sa’ad bin Abi Waqash)

Sabtu, 26 November 2011

Umat Islam harus berani lakukan penghijrahan dan transformasi - Najib

KUALA LUMPUR - Datuk Seri Najib Tun Razak berkata umat Islam harus berani melakukan penghijrahan dan transformasi di dalam negara bagi memastikan bangsa tidak ketinggalan.
    
Perdana Menteri berkata penghijrahan dengan melaksanakan agenda transformasi negara menerusi beberapa pelan tindakan yang kukuh, meletakkan Malaysia di landasan tepat dalam pelbagai bidang terutama ekonomi.
    
"Penghijrahan besar yang kita lakukan apabila memperkenalkan Program Transformasi Ekonomi (ETP) menjadikan negara terus aktif dan berdaya saing walaupun berdepan dengan krisis ekonomi global yang semakin mencabar," katanya dalam perutusan Maal Hijrah 1433H yang akan disambut esok, di sini, hari ini.
    
Najib berkata bagi tahun ini, sejak Januari sehingga September, kadar pertumbuhan purata dicatatkan negara ialah 5.1 peratus manakala kadar pertumbuhan bagi suku ketiga tahun ini ialah sekitar 5.8 peratus.
    
Katanya agenda penghijrahan ekonomi dan pembangunan negara selama ini telah membuktikan falsafah kesederhanaan dan keseimbangan adalah satu pencapaian hebat dan mesej dakwah Islamiah yang besar di tahap global.   
    
"Sama ada di peringkat Asia mahupun dunia, kita juga konsisten menyarankan pembentukan pergerakan kesederhanaan di peringkat global, hakikatnya kita telah merujuk kepada semangat ajaran al-Quran dan as-Sunnah," katanya.
    
Sementara itu, Timbalan Perdana Menteri Tan Sri Muhyiddin Yassin dalam perutusannya mengingatkan seluruh umat Islam di negara ini memulakan lembaran baru 1433 Hijrah dengan iltizam yang jitu untuk memperkukuh dan mempertingkatkan ilmu serta keupayaan dalam setiap tugas dan tanggungjawab yang diamanahkan, agar dapat melaksana transformasi dan pembaharuan dengan cekap dan efektif.
    
Beliau berkata susulan itu, hasil daripada sesuatu tugas dan pekerjaan yang dilaksanakan akan menjadi lebih baik, berkualiti, produktif di samping menjana manfaat sepenuhnya kepada diri, keluarga dan masyarakat.
    
"Saya juga percaya dan yakin transformasi konsep hijrah ini sesuai dijadikan model dan panduan dalam masyarakat majmuk di Malaysia ini, khususnya dalam usaha kita bekerjasama bagi memperkasakan kekayaan ekonomi dan memakmurkan kesejahteraan serta menguatkan lagi kesepakatan rakyat di negara yang kita cintakan ini," katanya.     Muhyiddin berkata hijrah memerlukan pengorbanan yang besar dalam melaksana perubahan bagi mencapai sesuatu yang lebih baik dan cemerlang.
    
"Oleh itu, di dalam konteks globalisasi hari ini, setiap dari kita dituntut menanam sikap ingin melaksana pembaharuan dan kemajuan dengan semangat dan azam yang tinggi berlandaskan prinsip dan syariat Islam," katanya.
    
Sambutan Maal Hijrah Peringkat Kebangsaan Tahun 1433 Hijrah/2011 Masehi adalah bertemakan "Persefahaman Asas Perpaduan Ummah”. - Bernama


Di petik daripada:
http://www.sinarharian.com.my/nasional/umat-islam-harus-berani-lakukan-penghijrahan-dan-transformasi-najib-1.8047

Khamis, 24 November 2011

Aku Bangga Menjadi Rakyat Malaysia


Aku Sentiasa Bangga Menjadi Rakyat Negara ini (Malaysia). 
Aku sentiasa bangga untuk menggunakan bahasa kebangsaan negara ini (Malaysia)
Aku sentiasa bangga memiliki kad pengenalan untuk Kerakyatan negara ini (Malaysia)
Aku sentiasa bangga dengan kepelbagaian bangsa (majmuk) di negara ini (Malaysia)
Aku sangat bersyukur kepada Allah S.W.T kerana aku beragama islam yang lahir dinegara ini (malaysia). Aku sentiasa menyokong & memihak segala pembangunan dan perancangan yang dirancang kerajaan (Malaysia). 
Aku amat berbesar hati untuk memperkenalkan negara aku ini (malaysia) kepada negara lain diserata pelusuk dunia.
Siapa aku,nama apa aku,lahir dimana aku & berBINkan siapa aku, aku Malaysia.

Mengatasi pelbagai ragam, tingkah laku dan perangai pelajar di dalam kelas

Tingkah laku pelajar yang pelbagai memberikan cabaran kepada para pendidik.  Adakalanya tingkah laku pelajar mengganggu aktiviti pembelajaran di dalam kelas.  Dengan adanya beberapa tindakan awal dari guru (tindakan proaktif), guru terbabit mampu mengubah keadaan yang hingar bingar menjadi suatu situasi yang kondusif dan selesa untuk proses P&P.

Berikut adalah beberapa cadangan bagi menghadapi sesi P&P yang memenatkan:
  • Susun atur kelas
Susun atur kelas yang tidak baik akan mengakibatkan kebarangkalian berlakunya gangguan semasa P&P.  Sebaik-baik susunan dalam kelas ialah susunan meja dan kerusi yang tidak terlalu dekat dan tidak pula terlalu jauh.  Ini bermakna, minimumkan pergerakan pelajar jika teknik pengajaran anda melibatkan kaedah syarahan mahupun penerangan.  Namun demikian, bagi kaedah pengajaran berbentuk permainan, pergerakan pelajar boleh dikawal dengan memberikan arahan yang jelas serta tersusun.


  • Mengenalpasti tingkah laku yang menjadi punca masalah 
Kenalpasti tingkah laku pelajar dan corak tindak-tanduk pelajar yang sering menimbulkan masalah di dalam kelas anda.  Kenalpasti ciri-ciri ini dari awal lagi dan cuba rangka apakah kesan tingkah laku pelajar terbabit terhadap kelas secara keseluruhannya.  

Analisis apakah punca serta ubah kedudukan kelas dari  masa ke masa.  Disamping itu, anda terapkan nilai-nilai murni seperti hormatkan guru, kasihi ibu bapa, hargai harta benda sekolah dan sebagainya di dalam pengajaran anda.  Libatkan juga pihak atasan, guru lain dan ibu bapa supaya permasalahan semasa P&P tidak berulang lagi
  • Peraturan dan prosedur
Anda perlu menetapkan peraturan di dalan kelas (terutama pada kelas pertama anda).  Jadikan segala peraturan yang ditetapkan dan dipersetujui bersama itu menjadi rutin seharian apabila mereka menjejakkan kaki ke sekolah.


Terangkan bagaimana jika hendak berinteraksi dengan guru, berhubungan sesama rakan kelas serta menjauhi perbuatan yang boleh merosakkan komunikasi seharian seperti mengeluarkan kata kesat dan sebagainya.  Wujudkan suatu keadaan di mana kesemua pelajar perlu mematuhi serta mengikuti peraturan kelas yang telah ditetapkan bersama itu.

Malah, sikap bertanggungjawab di dalam diri pelajar boleh dibentuk sekiranya guru mengamanahkan setiap pelajar agar selalu menasihati rakan sekelas mereka andainya mereka melanggar peraturan kelas.  Perhubungan yang baik di dalam kelas ini mampu merubah situasi kelas yang tegang menjadi aman dan kondusif.
  • Ganjaran
Berikan sedikit ganjaran ataupun pujian terhadap pelajar anda sekiranya mereka mempunyai peningkatan dari segi sakhsiah dan keperibadiaan mereka.  Ganjaran ini akan menjadi suatu penghargaan di atas usaha mereka untuk membaiki diri sendiri.  Perlu diingatkan bahawa, hadiah terbabit tidak semestinya mahal, cukuplah sekadar kecil tetapi bermakna!


Dipetik dari:

Pemimpin itu amanat bukan tanggung jawab

Ta’atilah Tuhanmu dan ta’atilah Rasul-Nya serta ulul Amri diantara kalian (Al-Ayat).
Ayat diatas mengajarkan kepada setiap manusia agar mentaati Allah, Rasul dan Pemimpin diantara mereka. Rasul Muhammad merupakan sosok pemimpin yang bijak dan ayom, setiap kali ada ummatnya yang mengalami masalah bliau selalu tidak segan memberikan solusi yang dapat diterima.
Tak pelak beliau menjadi tempat kembali (rujukan) segala permasalahan kaumnya pada zaman itu. Ayom terhadap kaumnya yang mengalami masalah dan juga selalu melindungi kaum yang lemah bahkan dalam suatu peristiwa beliau menyerukan kepada kaumnya dan berkata “Man Adza Dhimmiyan fa ana Khasmuhu” (barang siapa yang menganiaya seorang dhimmy ‘orang selain islam yang berada diwilayah pemerintahan Islam’, maka Aku ‘Rasul’ akan memeranginya). Seruan beliau tersebut merupakan salah satu contoh ayom yang dimilikinya dan sudah menjadi kewajiban seorang pemimpin agar melindungi orang-orang selain Islam yang berada dalam Dzimmah (tanggung jawab) pemerintahan Islam.
Beliau merupakan sosok seorang pemimpin yang tegas dan tidak semena-mena memperlakukan bawahannya karena apapun tindakan yang dilakukan oleh beliau mengandung hikmah yang sangat dalam, sehingga tidak sedikit orang yang begitu segan dengan kepribadian beliau.
Terdapat suatu peristiwa ketika beliau pada saat menginspeksi pasukan perang beliau yang akan berangkat ke medan perang dan pada saat itu beliau melihat salah seorang dalam suatu barisan tersebut tidak lurus, dia adalah Sawat, seorang prajurit yang memiliki tubuh berwarha hitam sesuai dengan sebutan namanya Sawat (Hitam dalam bahasa Arab). Beliau berkata “Istaqim ya Sawat” (luruskanlah barisanmu wahai Sawat) sambil memukul tubuh hitam Sawat dan kemudian Sawatpun meluruskan barisannya. Perlakuan beliau terhadap Sawat merupakan bentuk pendidikan dari seorang pemimpin terhadap bawahannya dan sikap tegas yang ditunjukkan beliau dipatuhi juga oleh bahawannya.
Beliau juga sosok pemimpin yang bertanggung jawab atas apa yang dilakukannya, hingga dimasa akhir hayat beliau pernah mengatakan “barang siapa yang pernah disakiti oleh beliau dan apabila beliau memiliki hutang terhadap siapapun agar memintanya langsung ke beliau”.
Hingga saat itu ada salah satu orang yang merasa dulu pernah disakiti oleh Rasul, dia adalah Sawat, seorang prajurit yang dulu pernah dipukul oleh beliau, oleh karena itu dia ingin juga memukul Rasul sebagaimana beliau telah memukul dia. Lalu majulah Sawat mengahadap rasul dan kemudian mengutarakan niatnya untuk memukul beliau dan pada saat berhadap-hadapan dengan beliau, Rasul berkata “pukullah aku ya sawat karena aku dulu telah memukulmu”, Sawat berkata “Pada saat Rasul memukulku aku tidak mengenakan pakaian, maka sekarang saya ingin memukul Rasul tanpa mengenakan pakaian juga”. Dan pada saat Rasul menanggalkan pakaian beliau sebagaimana permintaan Sawat, akhirnya Sawat yang tadinya sangat ingin melampiaskan keinginannya untuk memukul Rasul menjadi luluh dan melepaskan kayu yang digenggamnya sambil meneteskan air mata karena dia melihat sebuah tulisan “Kalimat Tauhid” yang ada di dada Rasul. Dan pada saat itulah Sawat langsung mencium dada Rasul yang bertulisan kalimat tauhid tersebut kemudian pada saat itulah Sawat meninggal dunia dan seolah bumi dengan sepenuh hati (lengket) menerima jasadnya.
Begitulah Rasulullah Muhammad mempertanggung jawabkan apa yang pernah beliau lakukan kepada Sawat hingga di ujung ajal beliau. Karena semua yang telah dilakukan Rasul didunia akan dipertanggung jawabkan kelak di Akhirat. Menjadi pemimpin merupakan sebuah amanat yang kelak juga akan dipertanggung jawabkan di hadapan Allah. Apabila seseorang hanya menganggap bahwa menjadi seorang pemimpin hanya sebagai TANGGUNG JAWAB maka itu hanya di pertanggung jawabkan dihadapan manusia, akan tetapi apabila seseorang mengganggap bahwa menjadi seorang pemimpin adalah sebagai AMANAT maka ia akan mempertanggungkannya dihadapan manusia dan Allah

Dipetik dari:

Isnin, 21 November 2011

KEPENTINGAN AKEDAH DAIAM KEHIDUPAN MANUSIA.

Akidah Sebagai Asas
Akidah dikira sebagai asas Islam. Tanpanya tidak tertegak Islam dan kehidupan individu. Akidah yang rosak mengakibatkan runtuh pegangan Islam seseorang. Sesungguhnya Allah s.w.t. menurunkan wahyuNya memberi penumpuan yang serius terhadap persoalan akidah supaya setiap orang Islam selamat akidah dan sejahteraan kehidupannya.

Tiga belas tahun Nabi Muhammad semasa di Mekah, adalah zaman pernbentukan akidah, Kesannya sahabat-sahabat Rasulullah s.a.w. memiliki akidah yang teguh sentiasa yakin dengan Islam dan sentiasa menunggu perinrah dari RasulNya untnk dilaksanakan.

Akidah sebagai Penentu/Pendorong
Akidah memainkan peranan penting dalam menentukan perjalanan hidup seseorang, Akidah adalah penggerak dan mencorakkan kehidupan. Akidah yang Iemah mempengaruhi gaya hidup negatif seseorang. Biasanya mereka yang tidak memiliki akidah yang jelas dan betul akan menghadapi berbagai masalah dalam kehidupan dan terdedah kepada berbagai-bagai kemungkaran, sepcrti melakukan jenayah, keruntuhan akhlak dan lain-lain.

Penyelewengan dan kerosakan akidah
Akidah boleh menyeleweng dan rosak melalui beberapa bentuk di antaranya:

Pertama: Melalui percakapan ucapan seseorang yang mengeluarkan kata-kata yang bertentangan dengan kosnep akidah Islam, seperti ucapan mengatakan Islam tidak sesuai untuk dilaksanakan di sepanjang zaman dan sebagainya.

Kedua: Akidah boleh rosak melalui perbuatan seperti melakukan upacara-upacara ibadah sama dengan apa yang dilakukan oleh orang bukan Islam sama ada di lempat-tempat ibadah mereka atau di mana-mana sahaja yang menunjukkan amalan yang bertentangan dengan akidah Islam.

Ketiga: Melalui iktikad di dalam hati. Hati tidak yakin dengan Islam atau ragu terhadap sebahagian dari ajaran Islam yang terdapa dalam al-Quran dan al-Sunnah.

Pembinaan akidah
• Memahami konsep Islam yang sebenarnya dan mernahami konsep akidah secara khusus.
• Membersihkan hati dengan cara meninggalkan dosa dan melakukan perkara-perkara yang disuruh oleh Allah.
• Sentiasa berjihad melawan nafsu dan syaitan untuk beriltizam dengan Islam.
• Bersama-sama dengan orang-orang yang soleh atau sentiasa mencari suasana yang baik.
• Sentiasa berdoa memohon pimpinan Allah.
• Bertawakkal kepada Allah.

Cara Pembinaan Iman dan Taqwa
Untuk membina iman dan taqwa manusia perlu merujuk kepada panduan Allat s.w.t melalui RasulNya Muhammad s.a.w. Justeru itu menjadi kewajipan kepada setiap muslim untuk mempelajari dan memahami manhaj Islam.

Untuk memperolehi iman dan takwa secara ringkasnya antara lain ulamak Islam merumuskan seperti berikut:
i. Memahami dan menyedari bahawa menuntut ilmu adalah wajib, Ilmu yang paling asas ialah tentang Allah, rasul dan Islam.
ii. Cuba hubungkan diri bersama orang-orang mukmin yang ikhlas.
iii. Mengelakkan diri dari suasana dosa dan jahiliah.
iv. Mujahadah Al Nafs dan jihad Al Syaitan perlu dilakukan dengan bersungguh-sungguh dan berterusan. Firman Allah bermaksud:

Sesungguhnya berjayalah orang yang menjadikan dirinya - yang sedia bersih - bertambah-tambah bersih (dengan iman dan amal kebajikan), Dan sesungguhnya hampalah orang yang menjadikan dirinya - yang sedia bersih - itu susut dan terbenam kebersihannya (dengan sebab kekotoran maksiat). (Surah al Syams:9-10)

Rasulullah bersabda bermaksud:
Orang yang berhijrah ialah sesiapa yang meninggalkan kejahatan dan orang yang berjihad ialah yang berjuang melawan hawa nafsunya. (Riwayat lbn Majah)

v. Berusaha bersungguh-sungguh meninggalkan perkara-perkara haram. Orang yang melanggar larangan Allah, sebenarnya ia menzalimi diri sendiri.
vi. Bersungguh-sungguh dalam melakukan ibadah-ibadah asas seperti solat berjemaah, bertadabbur Al Quran dan As Sunnah dan melatih diri untuk sentiasa mengingati Allah.
vii. Sentiasa berfikir ke arah memperbaiki diri (muhasabah diri). Saidina Omar. pemah berkata: Hisablah diri kamu sebelum kamu dihisabkan, dan timbanglah, sebelum amalan kamu ditimbangkan.
viii. Sentiasa bertaubat dan beristighfar. Firman Allah bermaksud:
Dan katakanlah kepada perempuan-perempuan yang beriman supaya menyekat pandangan mereka (daripada memandang yang haram), dan memelihara kehormatan mereka; dan janganlah mereka memperlihatkan perhiasan tubuh mereka kecuali yang zahir daripadanya; dan hendaklah mereka menutup belahan leher bajunya dengan tudung kepala mereka; dan janganlah mereka memperlihatkan perhiasan tubuh mereka melainkan kepada suami mereka, atau bapa mereka atau bapa mertua mereka atau anak-anak mereka, atau anak-anak tiri mereka, atau saudara-saudara mereka, atau anak bagi saudara-saudara mereka yang lelaki, atau anak bagi saudara-saudara mereka yang perempuan, atau perempuan-perempuan Islam, atau hamba-hamba mereka, atau orang gaji dari orang-orang lelaki yang telah tua dan tidak berkeinginan kepada perempuan, atau kanak-kanak yang belum mengerti lagi tentang aurat perempuan; dan janganlah mereka menghentakkan kaki untuk diketahui orang akan apa yang tersembunyi dari perhiasan mereka; dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, wahai orang-orang yang beriman, supaya kamu berjaya. (Surah al Nur:31).
viii. Sentiasa berdoa. Rasulullah sendiri berdoa: Ya Allah ! Kuniakanlah pada jiwaku takwa. (Riwayat Muslim dan An Nasai)
ix. Bertawakkal Firman Allah bermaksud:
Serta memberinya rezeki dari jalan yang tidak terlintas di hatinya. Dan (Ingatlah), sesiapa berserah diri bulat-bulat kepada Allah, maka Allah cukuplah baginya (untuk menolong dan menyelamatkannya). Sesungguhnya Allah tetap melakukan segala perkara yang dikehendakiNya. Allah telahpun menentukan kadar dan masa bagi berlakunya tiap-tiap sesuatu. (Surah al Talaq:3).

PERKARA YANG MEMBATALKAN AQIDAH
Mensyirikkan menyembah selain daripada Allah.
Mengingkari dan mempersendakan hukum Allah s.w.t.
Mempercayai ada kniasa lain selain daripada Allah boteh memberikan kesan.
Menolak Al-Quran dan Al-Sunnah.
Mengingkari kerasulan Nabi Muhammad s.a.w.


Rujukan
1. Abdullah Bin Muhammad Basmeh dll (1995), Tafsir Pimpinan al-Rahman. Kuala Lumpur; Bahagian Hal Ehwal Islam (BHEIS).
2. Haji Mohd Nor Bin Haji Ibrahim dll (1996), Muqaaddimah Mustika hadith. Kuala Lumpur : Bahagian Hal Ehwal Islam (BHEIS).
3. Mohd Fuad Abdul baqi (1987), al-Mujam Li alfaz al-Quran. Beirut, Darul Fikri, 1987.
4. Sayid Sabiq (2002), Akidah Islam. (terjemahan M. Abdai Rathomy); Singapura : Pustaka Nasional.
5. Said Haji Ibrahim (2001), Aqidah Ahli Sunnah Wal Jamah. Kuala Lumpur : Darul Marifah.
6. Muhammad Nairn Yasin (2001), Iman; Rukun, Hakikat Dan Pembatalannya. (terjemahan Abdul Rahman Abdullah), Alor Star : Pustaka Darullsalam Sdn. Bhd.
7. Syeikh Muhammad Bin Saleh al-Utsaimin (2000), Aqidah Ahli Sunnah Wal Jamaah. (terjemahan Muhammad Baihaqi), Johor Bahru : Pemiagaan Jahabersa.
8. Yusof al-Qarawi (2001), Iman Dan Kehidupan. (terjemahan Fachriddin HS), Shah Alam: Dewan Pustaka Fajar.
9. Ismail (2001), Risalah Tauhid. Johor Bahru : Pemiagaan Jahabersa.
10. Kafilah al-ghuraba (2003), Memahami Tauhid Dan Syirik. Johor Bahru: Pemiagaan Jahabersa.
11. Haji Abdul Hadi Awang (2001), Muqaddimah Aqidah Muslimin. Batu Caves : Penerbitan Ahnaf.
12. Mohd. Nor Mamat, dll (2004), Insan Dan Manhaji Ketuhanan. Shah Alam : Pusat Pemikiran Dan Kefahaman Islam.
14. Muhammad Isa Selamat (1995), Sifat-Sifat Allah Dan Mentauhidkan Diri Kepadanya. Kuala Lumpur : Darul Numan.
15. Muhammad al-Ghazali (1997), Aqidah Muslim. Batu Caves : Thinkers Library Sdn. Bhd.
16. Ab. Aziz Mohd Zin (1989), Syirik. Ampang : Pan Publishing (M) Sdn. Bhd.
17. Abdul Munim Abdul Hamid (1983), Hakikat Iman. (terjemahan Mahyuddin Syaf), Singgapura : Pustaka Nasional Pte Ltd.
18. Adam Ibrahim (2000), Aqidah Ahli Sunnah Wal Jamaah. Johor Bahru : Jabatan Agama Johor.
19. Abdul Majid az-Zindani (1996), Al-Iman. (terjemahan Mahyuddin Abdullah), Kuala Lumpur : Al-Hidayah Publisher.
20. Ahmad Izzuddin al-Bayanuni (tt), Sebab-Sebab Menjadi Kufur. (terjemahan Abu Muhammad al-Fatih, Bandar Baru Bangi : al-Fatih Enterprise.
21. Z. Abidin (1972), Qiyamat Dan Tanda-Tandanya. Bandung : C. V. Tjerdas.
22. Chasan Umar (tt), Syurga Dan Kenikmatannya Digali Dari al-Quran dan Hadis. Singapura: al-Haramain Pte Ltd
23. Muhibbudin Waly, Prof. Dr. K. H. (2000), Hakikat Hikmah Tauhid Dan Tas.a.wuf (Al- Hikam). Singgapura : Pustakan Nasional Pte. Ltd..
24. Syeikh Abdul Qadir al-Jailani (2001), Kurnia Rabbani Limpahan Rahmani. Singapura: Pustakan Nasional Pte Ltd.
25. Abbas Jamal (1998), Menyingkap Tabir Ketuhanan. Terbitan Bersama Yayasan Emiliyyatil Abbasiah, Indonesia Dan Pustaka Nasional, Singapura.
26. Mustafa Haji Daud, Dr. (1997), Al-Quran Sumber Tamaddun Islam. Kuala Lumpur : Jabatan Kemajuan Islam Malaysia (JAKIM).
27. Drs. Mohammad Fhalib (1990), Sekitar Kritik Terhadap Hadiths Dan Sunnah Sebagai Dasar hukum Islam. Singapura: al-Haramain Pte Ltd,
28. Mohd Napiah Abdullah (1986), Peranan Dan Methodologi Hadis. Kuala Lumpur : Bahagian Hal Ehwal.
29. Muhammad Syafique (1995), Rasullullah Sebagai Hamba Allah, pemimpin, Pendakwah, Sahabat, bapa dan Suami. Kuala Lumpur : al-Hidayah Publisher.
30. Muhammad Husein Haykal (2003), Sejarah kehidupan nabi Muhammad. (terjemahan Dr. Muhammad Firdaus nurul huda dan Dr. Mohd Nor Ngah), Batu Caves : Cresent News (KL) Sdn. Bhd.
31. Syeikh Mustafa Asyur (2003), Menyingkap Rahsia Alam Malaikat (terjemahan Nurul Hikmah). Batu Caves: Thinkers Library Sdn. Bhd.
32. Yusof Qardawi, Dr. (2001), al-Quran dan al-Sunnah Referensi tertinggi (terjemahan Baharuddin Faunani). Batu Caves: Penerbitan Darul Iman Sdn. Bhd.
33. Ariffin Ariff (2000), Hikmah Keiman. Sabah : Jabatan Hal Ehwal Agama Islam.
34. Imam Hassan al-Banna (1998), Keagunggan al-Quran. (terjemahan Muhammad Baihaq), Batu caves: Pustaka Ilmi.


Dipetikdaripada:http://ctu101.blogspot.com/2008/04/kepentingan-akidah-kepada-manusia.html